Friday, December 4, 2009

Peluang Usaha : Ternak Kelinci.


Di awali dengan hobi memelihara kelinci, berkembang menjadi usaha yang sangat menjanjikan. Usaha peternakan ini dimulai pada medio tahun 2007, dengan berawal dari 4 ekor kelinci yang dipelihara dengan kandang seadanya di halaman samping rumah. Kelinci mempunyai kelebihan dalam kecepatan beranak pinak. Dengan cepatnya beranak tadi ibu Nuning mulai kebingungan akan diapakan anakan yang telah besar. Setelah melihat pameran dan yakin kelinci tersebut dapat dijual, maka ibu Nuning mencoba untuk menjualnya. Ibu Nuning mencoba menjual kelinci di Raya Puncak. Tetapi sayang selama 3 hari berjualan tidak ada yang laku.
Pengalaman in tidak membuatnya berkecil hati. Waktupun berlalu, tanpa disadari pada saat berjualan di Raya Puncak , pedagang kelinci lainnya memperhatikan dan menanyakan alamatnya.
Mulai lah para pedagang kelinci berdatangan ke rumahnya untuk memesan kelinci. Maka kandang di samping rumahnya di perbesar dan sanggup memelihara 100 ekor.
Untuk permintaan tersebut ibu Nuning mendapatkan bantuan modal kerja sebesar Rp 60 juta dari PT Rekayasa Industri melalui UKM Center Fakultas Ekonomi UI. Modal kerja ini digunakan untuk membeli indukan, membeli mesin pembuat pakan dan membuat kandang baru.
Dengan semakin banyaknya kelinci yang dipelihara di samping rumahnya membuat beberapa masalah baru; pakan kelinci yang semakin banyak yang diperlukan, bau kelinci yang sangat menyengat, tenaga khusus untuk memeliharanya. Untuk mengatasi hal tersebut ibu Nuning membuat kandang baru di Cidokom 5 Kav 67 – Cisarua. Kandang ini cukup menampung 400 ekor local dan 500 ekor kelinci jenis unggul (Anggora, Rex America, White New Zealand, campuran, Benggala). Dan permintaan atas kelinci ini pun berkembang sebanyak 100 ekor setiap minggunya.
Dari pembuatan pakannya pun, setelah mendapatkan formula komposisi yang baik maka pakannya pun selain untuk konsumsi sendiri, dijual ke para penghobi kelinci. Kebutuhan pakan untuk dipakai sendiri sebesar 100 kg/hari dan yang dijual sebanyak 100 kg/minggu.
Perkembangan ini membuat ibu Nuning semakin berpikir kreatif menciptakan peluang usaha baru. Setelah mengikuti beberapa pelatihan dan bertemu beberapa pengusaha makanan, maka diputuskan rencana ke depan adalah Pengembangan bakso dan sosis dari daging kelinci dan pembuatan kompos. Sambil memperkuat peternakan dan pembuatan pakan kelinci.
Demikian perjalanan dari seorang hobi yang menjadi pengusaha ternak kelinci. Dan saat ini usaha yang dijalankan ibu Nuning ini beromset Rp 40 jt/bulannya. Dan untungnya sekitar Rp 20 jt/bulan dikatakan ibu Nuning sambil berbisik dan tertawa kecil.
Untuk Tangerang dsk,
Hub : Rizal / 08129660636
Salam Sukses....

Wednesday, December 2, 2009

9 Tipe Kepribadian Entreprenershipo


1. The Improver.

Anda memiliki kepribadian ini jika Anda menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki.
Anda menggunakan perusahaan Anda untuk memperbaiki dunia.
Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan bisnis.
Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.

Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan Anda.
Contoh Entrepreneur: Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

2. The Advisor.

Tipe kepribadian pebisnis seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya.
Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.

Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri.
Contoh Entrepreneur:
John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3. The Superstar.

Inilah bisnis yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar. Pebisnis dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun bisnis mereka dengan personal brand mereka sendiri.

Personality Alert: Pebisnis dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels & Casino Resorts.

4. The Artist.

Kepribadian pebisnis seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti pada perusahaan agen periklanan, web design, dll.

Personality Alert: Pebisnis tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan Anda, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

Contoh Entrepreneur: Scott Adams, pendiri dan penggagas Dilbert.

5. The Visionary.

Sebuah bisnis yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.

Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi Anda dengan melakukan tindakan nyata.
Contoh Entrepreneur: Bill Gates, pendiri MicroSoft Inc.

6. The Analyst.

Jika Anda menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan Anda biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan masalah.

Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa.
Bekerjalah dengan mempercayai orang lain.
Contoh Entrepreneur:
Gordon Moore, pendiri Intel.

7. The Fireball.

Sebuah bisnis yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme.
Pelanggan merasa perusahaan Anda dijalankan dengan tingkah laku yang fun.

Personality Alert: Anda bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim Anda dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan Anda dengan rencana bisnis.

Contoh Entrepreneur: Malcolm Forbes, penerbit dan pendiri Forbes Magazine.

8. The Hero.

Anda memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis Anda melalui segala macam tantangan.
Anda adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.

Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara Anda tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan Anda untuk menolong orang lain menemukan jalan mereka.

Contoh Entrepreneur: Jack Welch, CEO GE.

9. The Healer.

Jika Anda adalah seorang 'penyembuh', Anda bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam bisnis Anda. Anda memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.

Personality Alert: Karena sifat perhatian Anda dan kepenyembuhan Anda dalam menjalankan bisnis, Anda bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.

Contoh Entrepreneur: Ben Cohen, salah satu pendiri Ben & Jerry's Ice Cream.


Source: asian brain

Thursday, March 5, 2009

Hama & Penyakit pada Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram dapat dipandang dari dua sisi yaitu seni dan pengetahuan. Dari sisi seni maka kita harus merawatnya sedapat kita lakukan, sebagaimana seorang seniman merawat lukisannya. Jika sebagai pengetahuan, kita harus mempelajari bagaimana merawatnya, agar dihasilkan produk yang tinggi dan baik. Dua tujuan ini harus dipahami oleh seorang yang melakukan budidaya jamur tiram.
Hama dan penyakit sering terjadi akibat kecerobohan kita sendiri. Seorang pembudidaya harus dapat menjaga dari segala kemungkinan yang terjadi. Fungsida, insektidida dan bahan kimia lainnya dapat membantu,tetapi pencegahan tanpa bahan kimia lebih baik untuk dilakukan.
Pada tulisan kali ini yang akan kita bicarakan barulah jenis-jenis hama dan penyakit pada budidaya jamur tiram sedang cara pencegahan belum dibahas.
Hal ini untuk menjawab pertanyaan pada blog tentang hama dan penyakit yang sering ada pada jamur tiram.

Hama
a. Megaselia: larvanya akan memakan jamur
b.Lycoriella: problem yang paling sering terjadi.Larva benar-benar merusak. Genus ini mudah diidentifikasi dari kepalanya yang hitam pada larva dan sayap. Umumnya muncul dari udara atau tanaman sekitar. Jamur liar merupakan makanan alami mereka
c. Mycophila: larva berwarna oranye
d. Heteropeza: serangga sangat kecil
e. Nematoda: cacing berukuran sangat kecil dapat memakan jamur
f. Tungau: memakan jamur secara langsung dan menyebabkankerusakan jamur
g. Hama lain yang perlu diperhatikan adalah siput, cacing, tikus

Tempat Pelatihan Jamur Tiram


JIKA ANDA PIKIR BISA
ANDA PASTI BISA,
MARI BANGKIT IKUTI PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM,
TEORI DAN PRAKTEK,
MODAL KECIL HASIL BESAR DAN KANTINYU.
BIAYA PELATIHAN :
> 1 X PERTEMUAN Rp. 250.000,-
> SAMPAI MAHIR Rp. 350.000,-
JADWAL PELATIHAN : SETIAP HARI SABTU
JAM : 08.30 S/D SELESAI.
TEMPAT : JL.PERJUANGAN NO.9,
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR,

HUBUNGI :
MOCHTAR 0813 8197 7962, 021-9601 6245
Telepon: 0813 8197 7962, 021-9601 6245
Alamat: JL.PERJUANGAN NO.6 CIPAYUNG
Kota: JAKARTA TIMUR

Hari Siswoyoto dan Budidaya Jamur Tiram


Usaha budidaya jamur yang dirintis Hari Siswoyoto sejak tahun 1995 itu tidak hanya mampu menghidupi keluarganya, tetapi juga memberdayakan sedikitnya 700 petani di daerah Sukabumi, Bogor, dan Cianjur, Jawa Barat.
Padahal, ide membudidayakan jamur itu muncul secara kebetulan saat ia masih menjadi karyawan sebuah perusahaan otomotif di Jakarta pada tahun 1984. Awalnya, Hari Siswoyoto tak terpikir untuk mempunyai usaha sendiri, apalagi membudidayakan jamur.
Dia merasa cukup nyaman menjadi karyawan dengan penghasilan tetap. Inspirasi menjadi pengusaha muncul justru dari seorang pedagang rokok dan minuman. Kalau pedagang rokok saja berani punya usaha sendiri, bahkan bisa mengembangkannya dari satu tempat menjadi 10 tempat berjualan, mengapa ia tak berani?
Hari lalu berusaha mencari bidang usaha yang kira-kira bisa dia tekuni. Pilihannya jatuh pada jamur karena dia kerap melihat orang di kampungnya, daerah Sleman, DI Yogyakarta, suka mengonsumsi jamur, terutama ketika musim hujan.
”Ketika itu jamur belum banyak di pasaran. Saya langsung yakin, jamur bisa menjadi peluang yang menjanjikan,” kata Hari.
Dimulai dari keyakinan itulah, di sela-sela waktu kerjanya, Hari rajin berburu informasi hingga dia bertemu dengan seorang kepala sekolah pertanian di Sukabumi. Menimba ilmu pertanian dari ”ahlinya”, dia lalu membuat semacam kebun percontohan jamur di kawasan Cisarua, Bogor.
Percobaan budidaya jamur mulai dari pembibitan hingga panen yang dilakukan Hari relatif berhasil. Namun, keberhasilan itu saja belum bisa dijadikan ukuran untuk memulai usaha. Pasalnya, Hari belum menemukan pasar yang bisa menyerap produk jamurnya secara rutin.
Jaringan pemasaran
”Saya sempat putus asa karena pasar masih asing dengan produk pertanian bernama jamur. Harganya ketika itu juga masih sangat murah sehingga saya rugi jika budidaya jamur ini diteruskan,” cerita Hari yang menggunakan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) jenis Oister oleim untuk memberdayakan masyarakat pedesaan di Sukabumi, Bogor, dan Cianjur.
Namun, di sisi lain, dia juga pantang berhenti dengan usaha yang sudah dirintis itu. Hari kemudian menyambangi pasar-pasar tradisional di Bogor dan Jakarta untuk membuat jaringan pemasaran jamur.
Ketika itu harga jamur relatif masih murah, sekitar Rp 2.000 per kilogram. Pasar pun mulai terbentuk, dari satu-dua pedagang, beberapa pedagang lainnya pun minta pasokan jamur darinya.
Di sisi lain, produksi jamur yang bisa dia pasok ke pasar-pasar tradisional di Bogor dan Jakarta juga semakin stabil karena banyak petani di Cisarua yang mengikuti jejak Hari.
”Para petani di Cisarua bahkan bisa ikut mengontrol harga karena permintaan pasar cukup banyak. Petani jadi punya daya tawar tinggi terhadap pedagang,” kata Hari tentang kondisi pada tahun 1997 itu.
Baru pada tahun 2000 Hari dan seorang rekannya mengembangkan budidaya jamur itu secara besar-besaran sehingga makin banyak petani yang bisa dilibatkan. Harga jamur pun sudah meningkat menjadi Rp 6.000 per kilogram.
Seperti layaknya sebuah usaha yang mengalami pasang-surut, budidaya jamur yang dikembangkan Hari juga sempat menyurut. Bedanya, usaha jamurnya menyurut karena dia dipindahtugaskan dari kantor di Jakarta ke kantor cabang di salah satu kota di Kalimantan.
Namun, telanjur cinta pada jamur, Hari lalu memutuskan mengundurkan diri dari kantor tahun 2002. Dia memilih untuk fokus pada usaha jamurnya.
Sampai tahun 2005 semakin banyak petani di daerah Cikidang, Kabupaten Sukabumi, dan Puncak, Cianjur, yang terlibat dalam budidaya jamur yang dikelola Hari. Dengan bertani jamur, para petani binaannya bisa mendapatkan penghasilan dari Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per hari.
Tumbuh cepat
Dari pengalamannya selama ini, Hari berkesimpulan, budidaya jamur bisa diterima petani dalam waktu cepat sebab relatif mudah. ”Jamur itu parasit yang tumbuh cepat dan tidak memerlukan lahan yang luas,” katanya.
Jamur tiram, misalnya, bisa dibudidayakan dengan media tanam polybag yang disusun di rak-rak. Untuk budidaya jamur tiram sebanyak 10.000 polybag diperlukan dana sekitar Rp 20 juta.
Rinciannya, untuk bibit Rp 17 juta dan pembuatan rumah budidaya Rp 3 juta dengan ukuran 6 meter x 12 meter. Dari budidaya itu akan diperoleh hasil sekitar 60 kilogram jamur setiap hari.
Belakangan harga jamur tiram sekitar Rp 6.500 per kg dari tangan petani. Di pasar modern harga jamur tiram mencapai Rp 22.500 per kg. Jamur tiram makin diburu konsumen karena memiliki kandungan protein tinggi.
Karena berkembangnya amat cepat, jamur tiram harus dipanen setiap hari, bahkan bisa dipanen pada pagi dan sore. Pasalnya, jamur yang sudah dibudidayakan akan mati dalam waktu tiga hari sejak tumbuh.
”Satu bibit jamur tiram itu akan terus panen hingga empat bulan sehingga modal usaha rata-rata sudah akan kembali atau impas pada dua bulan pertama budidaya,” katanya.
Setelah berhasil memberdayakan petani di pegunungan di wilayah Sukabumi, Cianjur, dan Bogor, belakangan Hari giat mengajak pemilik lahan sempit di Kota Sukabumi. Ia membuat percontohan di Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi.
”Dalam waktu empat bulan sudah 24 pembudidaya jamur yang ikut. Mereka umumnya memiliki lahan amat sempit. Bahkan, ada yang hanya seluas 2 meter x 3 meter, tetapi mereka rutin berproduksi dan menikmati keuntungan,” katanya.
Sebagian pembudidaya bahkan melebarkan usaha untuk memberi nilai tambah pada jamur karena hanya jamur berkualitas bagus yang bisa masuk ke pasar modern. Mereka mengolah jamur berkualitas rendah menjadi keripik jamur. Setelah dikeringkan, jamur digoreng. Harga jual keripik jamur ini bisa mencapai Rp 400.000 per kg.
Selain petani, budidaya jamur juga mulai dipraktikkan kesatuan militer dan kepolisian. Hari juga mendampingi usaha budidaya jamur di Sekolah Calon Perwira atau Secapa Polri Sukabumi. Menurut rencana, konsep budidaya jamur tersebut akan dikembangkan untuk membekali anggota kepolisian keahlian yang bisa memberikan penghasilan di luar kedinasan

Menghitung Biaya produksi dan Pemasaran Jamur Tiram Segar


Dalam budidaya jamur tiram, maka faktor pemasaran dan penentuan harga jual produk menjadi penting untuk diperhatikan. Berapa harga yang harus ditentukan agar kita tidak rugi. Berapa persentase tiap komponen yang perlu diperhitungkan agar layak tidaknya usaha kita dapat diperkirakan.

Disini akan kami coba paparkan secara sederhana perhitungan biaya produksi dengan contoh rupiah dan persentase. Contoh rupiah untuk memudahkan. Namun karena harga bahan baku ataupun yang lain serta harga pasar berfluktuasi maka angka persen diharapkan akan mempermudah perhitungan. Angka-angka yang ada akan mudah dikembangkan jika diolah dengan worksheet seperti excel dsb.

Komponen yang dilibatkan jug dapat ditambah, persentase dapt diubah dan sebagainya sesuai kondisi yang ada.Pada tulisan ini dibuat singkat karena terbatasnya ruang. Silahkan dikembangkan sendiri.

Diasumsikan(berdasar hitungan yang dilakukan oleh usaha yang sedang dijalankan) biaya produksi per kg jamur adalah Rp 4.460,-. Perajin/Petani dapat mengambil untung sebesar (60 %) yaitu Rp 2.740,- sehingga harga jual per kg jamur adalah Rp 7.200,- Ingat harga ini adalah harga ditingkat petani atau harga tangan pertama yaitu di tempat panen. Untuk mencapai harga sebenarnya masih banyak yang harus diperhitungkan.

Biaya produksi ditingkat petani (Rp 4.460,-) dihitung berdasarkan biaya tidak tetap (82,20%) dari total biaya produksi dan biaya tetap 13,70%. Biaya tidak tetap mencakup: jerami, bekatul, kapur, pembibitan, polibag, pupuk, kompos dan sebagainya yang umum digunakan. Biaya tetap mencakup depresiasi alat dan kombong serta tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dihitung sebagai biaya tetap atau tidak tetap tergantung pelaksanaan di temapt usaha. Pada industry kecil sering masuk biaya tidak tetap karena mereka bekerja sesuai pekerjaan saat proses produksi yang dibayar harian.

Hitung total biaya produksi anda (misal Rp 7.045.200,-), hitung total pendapatan anda yaitu jumlah jamur yang dihasilkan dikalikan harga jual tingkat petani (missal Rp 11.376.000,-), lalu bagilah total biaya produksi dengan total pendapatan jika diperoleh 1: 1,61 (0,62 atau lebih besar dari 0,60) maka usaha anda ini layak untuk dilakukan.

Jika kurang harap diperhitungkan kembali beberapa factor biaya dan juga harga jual yang anda tetapkan.Pada penjualan jamur segar petani dapat menggunakan penjualan sendiri namun cara ini kurang efektif jika hasil cukup banyak dan semakin besar sehingga mau tidak mau kiat menggunakan jasa pedagang grosir atau pedagang eceran dalam bentuk pasar, rook atau supermarket.

Tentunya masing-masing tingkat pedagang ingin memperoleh keuntungan. Semakin panjang rantai penjualan sampai ke konsumen maka beda dengan harga jual di tingkat petani akan semakin besar. Biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan pula dengan pajak dan transportasi.

Umumnya harga jual ditingkat petani adalah 60% dari harga jual ke konsumen. Artinya harga jual yang kita tetapkan maksimum adalah 60 % dari harga yang berlaku di pasar.Penambahan biaya sebesar 40 % meliputi: biaya pemasaran sampai ke tingkat pedagang eceran sebesar 8,33% (besar kecilnya ini tergantung daerah dan panjang pendeknya jalur) sehingga harga sampi ke pengecer menajdi Rp 8.100,-. Pengecer harus mengambil untuk untuk penjualananya (biasanya sebesar 20 %, disini dianggap mengambil untung 31,67%) maka harga di tingkat pengecer menjadi Rp 12.000,- per kg. apakah harga ini dapat anda capai.

Harga jual ke konsumen sebesar Rp 12.000,- adalah harga perkiraan anda untuk melihat apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari harga yang sesungguhnya ada. Agar anda tahu untung tidak usaha yang akan kita lakukan jika menggunakan jasa orang lain (rantai distribusi).

Biasanya setiap rantai menentukan biaya sendiri sehingga persentase yang ditulis bukanlah harga mati jadi dapat diubah sesuai dengan situasi di sekitar tempat usaha.Produk jamur tiran yang dijual di pasar sering telah mengalami proses lebih lanjut missal pengemasan dan pendinginan.

Penjualan dengan cara ini jug akan menambah biaya dn harga jualnya. Macam kemasan akan mempengaruhi harga jualnya. Jika produk ini yang anda pakai maka ada penambahan biaya lagi harga ditingkat petani bisa tidak lagi 60% tapi dapat turun sampai menjadi 20% jika produk dikemas dalam kaleng dan sebaginya.Jadi saat anda menentukan harga jual maka lihat harga jual di tingkat konsumen, kemudian tarik mundur apakah harga yang anda tetapkan dapat bersaing. Jug untuk menentukan harga minimal yang harus anda tetapkan apabila produk anda akan dibeli oleh distributor (apakah anada harus mengantar produk ke distributor atau distributor yang akan mengambil sendiri)Selamat mencoba menghitung usaha anda, agar anda tidak rugi dalam melakukan usaha budidaya jamur. Semoga sukses selalu menyertai anda. Amiin.

Aneka Olahan Makanan dari Jamur Tiram


JAMUR dapat mendatangkan keuntungan maupun kerugian.
Ada beberapa jenis jamur yang bisa diolah menjadi aneka makanan lezat. Bahkan, jamur juga bisa menjadi bagian dalam pembuatan obat tradisional.
Salah satunya adalah jamur tiram yang akhir-akhir ini banyak dilirik. Jamur yang berwarna putih ini juga dikenal dengan sebutan Shimeji (Jepang), Abalon Mushroom atau Ayster Mushrom (Eropa atau Amerika) dan Supa Liat (Jawa Barat).

Jamur ini kandungan gizinya cukup tinggi sehingga cocok bagi yang sedang diet. Salah satu sentra budidaya jamur tiram di Yogya adalah di Pandeyan Umbulharjo yang diupayakan oleh beberapa warga.

Hasil budidaya mereka ditampilkan dalam acara panen padi di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Umbulharjo, belum lama ini.

“Jamur tiram bisa diolah menjadi berbagai makanan, baik disayur maupun dibuat kripik,” kata Tiwi. Jamur ini memiliki beberapa warna antara lain, putih, coklat, abu-abu dan kuning serta kemerah-merahan. Sedangkan yang dikembangkan warga Pandeyan adalah jamur tiram putih (Pleurotus florida). Jamur jenis ini berbentuk bulat agak lonjong melengkung seperti cangkang tiram berwarna putih dan berdaging.

Budidaya jamur tiram cukup mudah. Bagi warga yang tidak memiliki lahan yang luas pun bisa melakukannya. Dengan media tanam serbuk gergaji dan telaten untuk menjaga kelembaban suhu. Bila mempunyai lahan cukup luas bisa dengan membuat rumah bambu.

Selain dapat disayur, jamur tiram juga dapat diolah menjadi makanan lain, misalnya kerupuk dan keripik.

Bahkan, di Eropa dan Amerika jamur tiram sering dikonsumsi langsung dijadikan semacam sayuran pada pembuatan salad. Kandungan gizi di dalam jamur tiram yang cukup banyak membuat banyak orang menyukai untuk mengonsumsinya.