Sunday, February 1, 2009

Peluang Usaha-11 : Jualan di MOKO (Mobil Toko)....mobilitas tinggi, untung optimal !

Berdagang di mobil memang bukan hal baru. Namun, bukan berarti tak layak dicoba. Tak perlu gengsi memakai mobil sendiri karena terbukti lebih praktis dan untungnya juga tak sedikit.Di zaman serba susah ini, kita harus pintar mencari celah untuk bertahan hidup.

Sejalan dengan apa yang dikatakan orang bijak, "Banyak jalan menuju Roma", begitu pula dengan ragam peluang mereguk rezeki. Salah satunya adalah dengan berdagang. Kalau modal masih belum mencukupi untuk menyewa rumah toko (ruko) atau membuat kios (dari warung hingga kaki lima), mobil pribadi pun bisa dikaryakan

Tengoklah pelataran Senayan setiap akhir pekan atau Gasibu di Bandung, Anda akan menemukan betapa banyaknya mobil berjejer dengan bermacam-macam barang dagangan di dalamnya. Riuh ramai transaksi antara pedagang dan pembeli di mobil toko (moko), tak kalah serunya jika dibandingkan dengan yang terjadi di lapak-lapak lainnya.


Lanjutkan Usaha Ibu
Kalau berjalan-jalan ke Masjid Sunda Kelapa, jangan lewatkan jajanan kue basah, terutama serabi yang dijual di mobil berspanduk spanduk kuning bertuliskan "Serabi Bandung Ibu Dedeh". "Setiap pagi, saya pasti membeli serabi di sini. Soalnya enak," ucap seorang ibu yang ternyata pelanggan setia. Selain serabi, ada juga bubur sumsum, pastel, biji salak, dan lain-lain yang bisa dicicipi untuk cemilan.

Dibuka sejak tahun 2002, Febby yang mewarisi kepiawaian ibunya, Dedeh, tak pernah lepas berjualan di mobil toko yang diparkir di Masjid Sunda Kelapa, Menteng. "Tempatnya strategis dan sudah enak," ucap ibu dua anak ini. Dari awal, Febby memang memilih berjualan memakai mobil. Alasannya, apa lagi kalau bukan praktis. "Mobil, kan, mudah dibawa ke mana-mana plus tidak perlu repot setiap kali membuka dan menutup jualan. Sewa tempat juga murah, sebulan bayar Rp 300 ribu dan parkir Rp 200 ribu," jelas Febby.Awalnya, mobil mini bus yang dipakainya dibeli lewat kredit. Dari keuntungan penjualan yang diraihnya, Febby bisa melunasi kredit mobilnya. "Keuntungan tiap hari, rata-rata hampir Rp 1 juta.

Untuk menjaga mutu dagangannya, Febby yang sekarang dibantu empat orang untuk membuat kue, tidak segan-segan membuang kue sisa. Ditanya mengenai hambatan berdagang memaki moko, Febby yang rutin memasarkan serabinya hingga ke katering-katering, tertawa renyah, "Kalau mobilnya mogok, haha. Jadi, saya terpaksa menunggu mobil selesai diperbaiki dan berjualan seadanya."


Selara Nasional di Combi
Tidak jauh berbeda dengan Febby, Januri yang berjualan nasi rames di bilangan Al-Azhar, Kebayoran Baru, juga mendirikan mokonya bersama sang ayah, Tasiman. Dengan bangga, Januri menjuluki lauk-pauk dagangannya sebagai makanan selera nasional, "Semua masakan ada di sini. Dari masakan Padang sampai Jawa. Pokoknya, komplet!"Memang sungguh menggoda selera melihat masakan yang disimpan dalam wadah besar di dalam moko. Cari makanan apa saja, pasti ada. Dari harumnya, sudah terbayang kelezatannya. Semua ini berkat enam pemasak yang membantu Januri memasak dagangannya dari sore hingga malam setiap harinya. Sementara untuk melayani pelanggan, Januri dibantu saudara dan karyawan lainnya.

Moko yang mulai beroperasi dari tahun 1999 ini menggunakan VW Combi dari awal hingga hari ini. "Catnya ganti-ganti, kalau mesinnya sama," ucapnya. Pilihannya didasarkan pada bentuk VW Combi yang memanjang, sangat cocok untuk berdagang yang membutuhkan ruangan luas, "Bisa masuk semua dagangannya".

Menurut Januri, tidak sulit memulai bisnis menggunakan moko, "Minta izin ke kecamatan di wilayah yang akan dipakai tempatnya untuk berdagang, lalu bayar uang parkir Rp 10 ribu dan uang sewa Rp 17 ribu per hari," jelas Januri.Januri bercerita, selama bertahun-tahun bergelut di bisnis ini, mokonya tidak pernah sepi dari pelanggan. Tak heran jika setiap harinya ia bisa mengangguk keuntungan hingga Rp 3 juta.

Mokonya hanya beristirahat ketika bulan puasa, selebihnya moko buka dari pukul 07.00 hingga sore.Untuk menyantap makanan, selain bisa dibawa pulang, juga bisa dimakan langsung di tempat. Pasalnya, Januri dan Tasiman, menyediakan kursi dan meja beratap terpal yang lumayan nyaman. Terbukti dari sumringahnya wajah-wajah pelanggannya yang sedang makan siang di sana. "Makanannya enak dan murah," ucap salah satu dari mereka. Ya, hanya dengan mengeluarkan uang Rp 10 ribu, makan siang komplet dengan daging dan perkedel, bisa didapatkan.


2 comments:

  1. wah, kalau moil vw combi nya ditampilkan plus para pelangganya yang sedang sumberingah menyantap makanan membuat kita lebih terinspirasi lagi untuk mencobanya. ide yang bagus untukd dicoba di lapak jualan depan Telkom BSD, thx good ide.

    ReplyDelete