Sunday, February 15, 2009

Peluang Usaha-16 : KRIPIK SINGKONG...renyah potensi pasarnya, bahan baku berlimpah.

I. Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sangat kaya akan keberanekaragaman sumber alamnya. Tidak hanya sampai disitu saja dimulai dari kebudayaan, suku bangsa, bahasa, agama dan ras memiliki kemajemukan yang sangat tinggi sehingga bangsa Indonesia dikenal dengan sebutan “Zamrud Khatulistiwa”.
Salah satu hasil dibidang pertanian yang memang sudah ada sejak dari zaman nenenk moyang, dimana hasil pangan ini sering digunakan sebagai bahan pokok pangan juga menjadikannya sebagai urutan teratas untuk dijadikan sebagai sumber pemasukan bagi negara Indonesia. Tentunya kita sudah mengenal apa komoditi yang dimaksud tersebut, yaitu tanaman singkong. Tanaman ini mempunyai multi guna ini mempunyai banyak fungsi, seperti untuk kebutuhan pokok, makanan cemilan, snack, dan komoditi lainnya. Selain hasil tanaman daunnya bisa digunakan untuk bahan sayuran juga singkong yang berada pada akarnya bisa diolah menjadi makanan ringan seperti keripik singkong.
Hampir diseluruh wilayah Nusantara kita banyak menjumpai tanaman ini, baik itu didesa, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, bahkan sampai ke perkotaan kita masih sering menjumpai tanaman ini. Mengingat tanaman singkong masuk kedalam kategori tanaman tropis dan bisa ditanam mulai dari iklim 210 - 290 sehingga cocok dengan iklim di kepulauan nusantara.
Pada kesempatan ini penulis akan mencoba menguraikan untuk mengambil inisiatif untuk bisa mengembangkan tanaman keripik singkong khususnya lebih fokus kepada produksi makanan ringan atau biasa disebut “keripik singkong”. Keripik singkong mempunyai prospek yang cerah bila mampu mengatur peredarannya baik itu untuk disimpan diwarung, toko, supermarket, koperasi, warung internet. Bahkan penulis berani menyimpulkan makanan ringan ini dalam 3 hari sudah habis ditempat dan pihak penampung penjualan ingin memesan lagi karena keuntungannya sangat cepat didapat tidak seperti jenis makanan yang lainnya meskipun harus tetap memperhatikan tempat mana yang akan memang kondisi pasarnya sangat ramai.

II. Peluang dan Potensi Pasar
Berikut akan diuraikan beberapa peluang dari usaha keripik singkong:
Jumlah penduduk Jawa Barat sekitar 35 juta jiwa, tentunya diantara jumlah penduduk itu 50% menyukai makanan ringan keripik singkong.
Pendapatan UMK (Upah Minimum Kota Bandung) Rp. 625.000 tentunya sangat cukup untuk membeli makanan keripik singkong hanya dengan kocek Rp. 1.500
Makanan ringan ini sudah mempunyai identitas yang kuat dikalangan para konsumen sehingga sudah tidak asing lagi namanya.
Berikut akan diuraikan beberapa Potensi Pasar dari usaha Keripik singkong:
· Harga lebih murah
· Kualitas lebih baik dengan rasanya yang renyah dan gurih
· Produk baru diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara grosir
· Pengiriman lebih cepat tidak dibutuhkan sumber daya manusia yang terlalu besar seperti mobil pick-up.


III. Analisis Peluang
Opportunities (Peluang)
Banyak tempat penjulan di Tangerang yang belum memiliki penyuplai kiripik singkong tepat, kebanyakan penyuplai hanya musiman. Bila dilakukan secara konsisten bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan.

Keripik singkong ini paling cepat habis jika dibandingkan dengan jenis makanan ringan lainnya seperti donat, roti, kue dll.

Masa paling cepat yaitu sekitar 3 hari, paling lama 5 hari sehingga peluang Return Of Investment lebih cepat.

Dengan pembungkusannya yang sudah tidak manual menjadi nilai tersendiri dibandingkan pembungkusannya dengan manual seperti manual, membuat pencitraan kepada konsumen bahwa makanan keripik singkong ini tidak mudah melepes dan tahan lama.

III. Analisis Keuangan
Investasi
Biaya pembelian bahan baku keripik singkong Rp. 43.000
Harga Plastik 1 gepok Rp. 5.500
Alat Press Rp.185.000 Alat Timbangan Rp. 40.000
Total Rp.273.500

Biaya Tidak Tetap
Ongkos Pengepakan 87 bungkus @ 50 Rp. 3.600
Ongkos Antar 87 bungkus x @100 Rp. 8.700
Total Rp. 12.300

Biaya Produksi
Biaya Produksi = Investasi + Biaya Tidak Tetap
= Rp.273.500 + 12.300
=Rp. 285.800

Hasil Usaha
Penjualan Keripik
Asumsi (87 bungkus x Rp.1.100) Rp.95.700
Keuntungan/ Omset
Keuntungan = Hasil Usaha – biaya tidak tetap – biaya bahan baku keripik
= Rp.95.700 - Rp. 12.300 - Rp. 43.000
= Rp.40.400

Perkiraan balik modal :

Misalkan Satu Kali Pengiriman sudah mempunyai langganan dengan catatan 87 bungkus dikirim langsung atau disebar ke para warung penjualan dengan asumsi 5 hari habis, maka menggunakan Rasio perbandingannya sebagai berikut:
Biaya Produksi Rp. 285.800
Keuntungan selama 5 hari Rp. 40.400
= Rp. 285.800 : Rp.40.400 = 7:1
= 3 x 9 = 27 Hari


Maka Perkiraan dalam 7 minggu sudah bisa balik modal jika pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp.40.400 dengan asumsi satu minggu 87 bungkus keripik langsung dikirim kepada tempat penjualan.


Penutup
Demikian ringkasan Business plan yang telah dibuat, mudah-mudahan apa yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai acuan dan gambaran sebagai perencanaan dalam mengelola bisnis keripik singkong ini.


Terima kasih

No comments:

Post a Comment